BERITA LUCU INDONESIA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar jumpa pers terkait gempa bumi 7,4 Magnitudo di Donggala, Sulawesi Tengah dan tsunami di Palu dan Mamuju.
Kepala BMKG Dwi Korita mengatakan, gempa awalnya tercatat berpusat di lokasi yang jaraknya 25 km utara kota Donggala dengan kekuatan 7,7 Magnitudo. Kedalaman gempa mencapai 10 km. Namun belakangan kekuatan gempa itu diperbarui sehingga menjadi 7,4 Magnitudo.
Setelah gempa besar, muncul peringatan dini tsunami di beberapa titik. Peringatan itu terbukti benar adanya. BMKG mencatat, ada tsunami di Mamuju dan Palu. Namun kini peringatan itu sudah berakhir.
Bagaimana kronologi peristiwa tersebut? Berikut rangkumannya berdasarkan keterangan Dwi Korita, Jumat (28/9):
Pukul 13.00 WITa
Gempa pertama yang melanda Donggala terjadi. Kekuatannya mencapai 5,9 Magnitudo berpusat 8 km dari Donggala dan memiliki kedalaman 10 km. Tidak muncul ancaman tsunami untuk saat itu.
Pukul 14.00 WITa
Selanjutnya, rentetan gempa susulan terjadi sampai 10 kali. Namun kekuatannya tidak ada yang lebih dari 5,9 Magnitudo.
Pukul 16.02 WITa
Gempa besar 7,7 Magnitudo terjadi. Muncul ancaman tsunami. Pusat gempa berada di 27 km timur laut Donggala, Sulawesi Tengah dengan kedalaman 10 km.
Belakangan, BMKG memperbarui keterangan kekuatan gempa menjadi 7,4 M.
Pukul 16.22 WITa
Waktu yang diprediksi mulai tiba tsunami di Palu dan Mamuju. BMKG mencatat ada kenaikan permukaan air laut di pantai berdasarkan data satelit dan keterangan dari para saksi serta staf BMKG di Palu dan Mamuju.
Pukul 16.27 WITa
Di Mamuju, ada kenaikan air muka laut setinggi 6 cm. Setelah itu ada laporan dari saksi mata yang menyebut kenaikan air muka laut mencapai 1,5 meter di pantai Palu.
Pukul 16.36 WITa
Peringatan tsunami berakhir. Hal ini dilakukan setelah air laut yang tadinya sempat naik menjadi semakin surut.
Dwi memastikan memang benar terjadi tsunami hingga mencapai 1,5 meter tapi kejadian itu sudah berakhir pada 16.36 WITa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar