Senin, 27 Agustus 2018

8 Teknologi Jadul yang Nyaris Punah Ini Patut untuk Dikenang...

BERITA LUCU INDONESIA - Piranti-piranti teknologi terus berkembang dan semakin canggih seiring berjalannya zaman. Pada zaman now ini kamu tentu sangat menikmati peran-peran teknologi yang kian memukau.
Tapi, pernahkah kamu ingat bagaimana perangkat-perangkat teknologi terdahulu yang sempat membantu kehidupan masyarakat dunia pada zamannya?
Laporan penelitian yang dimuat BBC (16/8/18), melakukan riset terhadap 2000 anak dengan umur 6-18 tahun di Inggris. Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa besar anak-anak zaman ini yang mengenal sejumlah teknologi zaman dahulu yang sudah dianggap punah atau nyaris punah.
Berikut ini piranti teknologi lawas yang pernah mewarnai kehidupan masyarakat dunia.

1. Disket (eksis sebelum era Flashdisk)

Sebelum era flashdiskhardisk, maupun Multy Media Card ( MMC), apa kamu pernah tahu piranti yang berfungai untuk menyimpan dokumen atau file dari komputer ? Piranti itu ialah Floopy Disk atau dikenal dengan Disket.
Piranti ini pernah terjual lebih dari lima miliar tiap tahun, di seluruh dunia, puncaknya pada era pertengahan tahun 1990.
Disket atau Floppy disk pertama yang berukuran 8in (20cm) dikembangkan oleh IBM untuk menggantikan tape drive pada akhir 1960-an, dan dibuat secara komersial pada tahun 1970-an. Kemudian Sony mengikutinya dengan disk 3.5in (9cm) pada tahun 1981.
Pada tahun 1984, IBM memperkenalkan disket high-density untuk PC, yang manpu menyimpan 1,2 megabyte data. Pada ada saat itu, kapasitas tersebut sangat mengesankan. Waktu telah berubah: bandingkan saja dengan flash drive USB hari ini, yang dapat menyimpan 2TB - hampir 1,7 juta kali jumlah informasi pada disket.
Survei di Inggris menyatakan, dua pertiga dari anak-anak zaman ini tidak tahu apa itu disket. Beberapa orang ada yang masih mengenalnya, namun hanya sebagai ikon "simpan" pada komputer mereka.
Kalau kamu belum pernah melihatnya, coba cek lemari ayahmu, kalau beruntung kamu mungkin menemukan piranti ini berselimut debu.

2. Pager atau radio panggil (eksis sebelum era ponsel)

Teknologi komunikasi jinjing atau yang begitu dekat dengan anak-anak sekarang sudah pasti adalah handphone atausmartphone. Pada era 1950-an dan 1960-an, terdapat piranti dengan fungsi serupa yang telah tercipta.
Perangkat tersebut bernama pager atau di Indonesia biasa juga disebut radio panggil. Kalau kamu bukan remaja 1990-an maka kemungkinan besar kamu belum pernah menggunakannya.
Di barat, teknologi komunikasi yang dapat diletakan di saku ini banyak digunakan pada era 1980-an. Piranti ini dapat menerima dan menampilkan pesan numerik atau alfanumerik (huruf, tanda baca, simbol matematika, angka), dan suara melalui jaringan radio.
Di Indonesia pager sempat menjadi gadget yang digandrungi kalangan muda pada tahun 1990-an.
Sampai sekarang, pager atau radio panggil ini sebetulnya belum betul-betul punah. Teknologi ini masih digunakan namun dalam bidang-bidang tertentu, khususnya di bidang layanan sosial kemasyarakatan. Seperti rumah sakit dan petugas pemadam kebakaran. Karena, saat kondisi darurat, untuk menerima pesan yang mendesak pager diakui lebih efisien daripada telepon seluler.
Di Inggris, 85% anak-anak dalam sebuah survei, masih kebingungan dan tak mengenal perangkat ini.

3. Kaset tape/kaset pita (sebelum era CD dan MP3)

Pernahkah kamu merekam lagu-lagu yang sedang populer di radio dengan kaset pita (Mixtape)? Pernahkah kamu menikmati lagu di kamar pribadi sambil membaca lirik pada lembaran kaset album? Pernakah kamu bertukar kaset tape ( audio/pita) dengan sahabat, untuk mendengarkan album terbaru band atau penyanyi yang sedang populer?
Bagi kamu yang mengalaminya tentu itu kenangan indah. Bagi kamu yang belum mengalaminya, setidaknya kamu boleh mengenal piranti ini.
Kaset tape ( pita) diperkenalkan di Berlin Radio Show oleh Phillips di Eropa pada tahun 1963, yang kemudian dipoduksi secara massal pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Tahun 1965, file musik/rekaman berbentuk kaset pita meluas di Eropa.
Penciptaan Walkman (Sony) era 1968/1970-an di Jepang, berkontribusi secara signifikan terhadap kesuksesan penggunaan kaset pita terutama di kalangan generasi muda di dunia. Termasuk di Indonesia, perangkat ini memungkinkan setiap orang untuk mendengarkan musik kapan pun dan di mana pun.
Di Inggris, survei menyatakan bahwa 40% anak-anak zaman ini tak mengenal kaset pita. Pengecer elektronik terbesar di Inggris, Curry, pun berhenti menjual album musik bentuk kaset pita pada tahun 2007. Karena pergeseran cara menikmati musik yang saat ini secara digital lebih efesien, lantas pada 15 tahun belakangan kaset pita mulai ditinggalkan.
Apa kamu belum mengenalnya? Tenang, kamu masih bisa mencari kaset tape ini di pameran atau kolektor di Indonesia.

4. Overhead Projektor/OHP (sebelum era proyektor LCD)

Proyektor LCD sebagai alat bantu persentasi digital untuk menyajikan powerpoint tentu sudah begitu kita kenal. Perangkat ini biasa digunakan di kantor-kantor, dan terlebih di bidang pendidikan. Teknologi optik ini merajai ruang kelas di sekolah-sekolah dan kampus-kampus.
Apakah kamu mengenal perangkat yang berfungsi serupa dengan penyajian materitanpa komputer atau file data? Perangkat ini ialah OHP, yang merupakan bentuk awal dari Proyektor LCD atau yang juga dikenal dengan sebutan infokus itu.
OHP telah lama digunakan polisi Amerika Serikat untuk kerja identifikasi.
Berbeda dengan proyektor LCD yang menggunakan data atau file, Overhead Proyektor (kepanjangan OHP) menggunakan gulungan plastik berukuran 9 inchi. OHP ini mampu menampilkan gambar dengan memproyeksikan gambar yang terdapat pada gulungan tersebut.
Pemasar utama OHP di Amerika Serikat bernama 3M. Sejak saat itu permintaan pasar akan OHP melonjak, maka didirikanlah perusahaan baru bernama Buhl Industries pada tahun 1953.
Perusahaan ini adalah kontributor terkemuka OHP di AS. Perusahaan ini juga melakukan perbaikan-perbaikan pada OHP, baik sistem proyeksi dan alat optik.
OHP sempat menjadi alat bantu utama di ruang-ruang kelas dunia pendidikan, termasuk Indonesia. Kalau kamu mengalaminya, tentu kamu ingat dengan tumpukan lembaran asetat dan pena penyeka kering juga tulisan tangan dosen atau gurumu.
Kalau kamu tidak mengenalnya, berarti kamu berada di sekolah atau kampus ketika Proyektor overhead ( OHP) telah diganti dengan alat bantu pengajaran yang lebih canggih seperti laptop, iPad, dan sejenisnya.
Survei di inggris menyatakan, bahwa lebih dari 70% anak-anak tidak mengenal alat optik OHP, atau proyektor lawas ini.

5. Kaset video VHS (sebelum era VCD dan DVD)

Sebelum penikmat film rumahan tersita perhatiannya pada Netflix, Youtube, dan lain sebagainya, Video Home System atau dikenal dengan kaset video VHS sempat menjadi idaman kalangan pecinta film rumahan.
Perekam kaset video yang biasa digunakan di rumah ini diluncurkan oleh Sony pada tahun 1971. Awalnya, ini tidak terjangkau oleh kebanyakan keluarga meskipun pada akhir 1980-an mereka jauh lebih terjangkau.
Kalau kamu mengalami zaman ini, pasti kamu ingat persaingan antar format rekaman video yaitu Sony Betamax dan VHS JVC.
Betamax diperkenalkan tahun 1975 oleh Sony. Satu tahun lebih cepat dari VHS yang dikembangkan oleh pesaing Sony, yakni JVC.
VHS lebih banyak dipilih karena mampu merekam video lebih panjang dari Betamax. Selain itu, yang terpenting, kaset VHS memiliki harga lebih murah dari Betamax.
Format kaset Betamax sudah lama dilupakan warga dunia. Walau pesaing berat format VHS ini masih sempat diproduksi dan dipasarkan di negeri asalnya, Jepang.
Di Indonesia, format Betamax populer setidaknya hingga tahun 90'an. Setelah format-format penyimpanan video baru seperti CD, DVD, hingga Blu-Ray muncul, Betamax pun kian tenggelam.
Tahun 2016 penjualan media penyimpanan berbasis pita magnetik ini diputuskan Sony untuk tidak lagi diproduksi.
Survei di Inggris menyatakan, sekitar 37% anak-anak hari ini tidak pernah mengenal format film VHS maupub Betamax ini.
Lantas, apa sudah kebayang bagaimana benda ini? Kalau kamu masih penasaran dengan piranti video ini, coba kamu tanyakan kepada ayah atau ibumu.

6. Vinyl/piringan hitam (sebelum era kaset pita)

Jauh sebelum era CD dan Kaset tape (pita), perhatian penikmat musik terpusat pada vinyl atau piringan hitam. Piringan hitam adalah teknologi mutakhir penyimpan suara yang telah ada sejak kurang lebih seratus tahun lalu di Eropa.
Diawali dengan berdirinya Irama Records di Jakarta pada tahun 1954, piringan hitam (vinyl) telah digandrungi di Indonesia sebagai sarana menikmati lagu, hingga era 1960-1970-an.
Kalau ayahmu menyimpan vinyl di rumah, kamu akan senang mengetahui bahwa teknologi penyimpan suara yang telah dianggap legend ini kembali diburu beberapa tahun belakangan.
Pada 2013, penjualan vinyl meningkat lebih dari 700 persen. Menurut data Nielsen Soundcan, penjualan Vinyl di Amerika Serikat telah mengalami peningkatan sebesar 260 persen sejak 2009. Lebih dari 9,2 juta vinyl yang terjual pada 2014 , meningkat 52 persen dari tahun sebelumnya dan merupakan angka penjualan tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Pada Desember 2015, penjualan vinyl di Amerika saja telah mencapai 12 juta keping. Hal tersebut sejalan dengan yang terjadi di Inggris. Sebab, survei di Inggris menyatakan bahwa hampir tiga perempat dari anak-anak hari ini mampu mengenali record playeratau pemutar vinyil.
Kalau kamu hobi bisnis, tampaknya piranti ini cocok untuk disuguhkan sebagai barang antik kepada kolektor.

7. Telepon engkol/rotary telephone(sebelum era ponsel)

Kalau kamu ingat zaman dimana uang koin begitu berharga dalam aktivitas komunikasi kamu dengan pacarmu, atau kamu pernah merasa deg-degan ketika mendengar dering bunyi telepon tengah malam di rumahmu? Kalau iya, beruntung karena pernah menggunakan telepon.
Tapi pernahkah kamu menggunakan telepon engkol? Telepon yang cara pakainya dengan memutar alat pada telepon untuk menyambung angka. Tentu ini belum pasti pernah kamu sentuh.
Telepon di zaman dahulu tersebut masih menggunakan kabel dengan tombol nomor berbentuk bundar (rotary dial). Seiring berjalannya waktu, bentuk dan fungsi telepon mengalami perubahan yang signifikan.
Penemuan telepon merupakan salah satu titik perubahan pola komunikasi umat manusia. Allexander Grahan Bell mendeskripsikan penemuannya ini sebagai “metode dan peralatan untuk mentransmisikan dua sinyal telegraf atau lebih secara bersamaan di kawat, yang masing-masing merupakan serangkaian impuls listrik yang melintas.”
Sambungan telepon pertama di dunia dilakukan 3 hari selepas Alexander Graham Bell menerima paten bernomor 174465 dari kantor paten AS. Pemberian Penemuan Alexander Graham Bell baru didaftarkan kuasa hukumnya tepat pada tahun 1876. 
Pada 25 Januari 1915, sambungan telepon jarak jauh tercipta. Teleon berhasil menghubungkan antara New York dan San Fransisco alias hampir 5.500 kilometer.
Di Indonesia, telepon hadir setelah beberapa tahun penggunaan telegraf. Jaringan telepon lokal muncul secara cepat menyebar ke sebagian besar wilayah Indonesia pada 16 Oktober 1882. Jaringan telepon lokal pertama itu menghubungkan area di Batavia, yaitu Gambir dan Tanjung Priok.
Telepon dengan tombol pencet sebetulnya belum benar-benar punah. Kamu mungkin masih dapat menemukan telepon di kantor-kantor perusahaan. Lain cerita untuk telepon dengan tombol putar ( engkol).
Survei di Inggris menyatakan, hanya 4% anak-anak tidak dapat mengidentifikasi telepon putar (engkol) atau telepon gaya lama itu. Hal itu menunjukan bahwa telepon gaya lama ini masih cukup dikenal.
Lantas, apakah masih ada telepon di sudut ruang rumahmu?

8. Mesin ketik (sebelum era komputer dan laptop)

Sebelum laptop atau komputer membantu aktivitas menulis bersama microsoftnya, mesin tik atau mesin ketik telah lebih dulu berjasa pada aktivitas literatur manusia.
Piranti atau teknologi penyusun huruf, angka, dan simbol-simbol pada kertas ini telah ada sejak 1868. Tak ubahnya di eropa, teknologi pelopor QWERTY ini juga digandrungi kalangan pekerja maupun mahasiswa di Indonesia sejak zaman kolonial.
Walau pada era digitalisasi atau komputerisasi seperti saat ini membuat mesin tik terpinggirkan, namun mesin tik tak sepenuhnya puhah. Sejumlah instansi pemerintahan masih mengerjakan beberapa tugas-tugas dengan mesin tik.
Di inggris, survei mengemukakan 27% anak-anak tidak dapat menyebutkannya. Mesin ketik masih cukup dikenal anak zaman ini.

Nah, apa kamu termasuk orang-orang yang pernah menggunakan teknologi jadul di atas?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditegur makan es krim sambil berkendara, ekspresi pria ini kocak...

BERITA LUCU INDONESIA - Mengendarai motor ataupun mobil memang membutuhkan konsentrasi tinggi. Jika berkendara sambil melamun atau menga...

Popular Posts