BERITA LUCU INDONESIA - Meski ngiler saat tidur lebih banyak dialami oleh bayi dan anak-anak yang kontrol otot wajahnya masih belum mantap, orang dewasa juga bisa saja membasahi bantalnya selama tidur malam. Orang dewasa tidur ngiler umumnya wajar, tapi adakah cara menghilangkan ngiler saat tidur?
Kenapa bisa ngiler saat tidur?
Semua fun gsi tubuh akan berhenti sementara sepanjang waktu tidur malam untuk diistirahatkan, kecuali kerja jantung, paru-paru dan otak.
Air liur diproduksi oleh kelenjar liur yang dikendalikan oleh otak. Otak terus bekerja bahkan selama Anda bermimpi, maka mulut akan terus-terusan memproduksi air liur. Akibatnya, liur akan menggenang di dalam mulut.
Dalam keadaan sadar, otot wajah, lidah, dan otot rahang, akan bekerja untuk menjaga agar liur tidak merembes keluar dari mulut atau menelan kelebihan liur kembali ke dalam perut. Namun karena semua otot-otot tubuh akan melemas sepanjang malam, kemampuannya untuk menjaga air liur tetap dalam mulut akan berkurang.
Ditambah lagi, tidur dalam posisi miring atau suka berubah-ubah memudahkan mulut untuk terbuka, sehingga air liur bisa mengalir keluar lebih mudah.
Selain itu, penyebab ngiler saat tidur juga sering dialami orang yang sedang pilek, flu, alergi, atau infeksi sinusnya kambuh. Gangguan pernapasan ini membuat hidung tersumbat sehingga mereka secara tidak sadar jadi harus bernapas lewat mulut yang terbuka, bahkan selama tidur.
Lalu, bagaimana cara menghilangkan ngiler saat tidur?
Meski pada umumnya wajar, ngiler saat tidur bisa bikin malu hati ketika tertangkap basah oleh teman tidur. Belum lagi jejak liur yang mengering di pipi bisa menghiasi pagi Anda. Simak beberapa cara menghilangkan ngiler saat tidur yang bisa Anda coba.
1. Ubah posisi tidur
Jika Anda selama ini suka tidur menyamping atau tengkurap, kini waktunya coba mengubah posisi tidur favorit Anda. Coba biasakan tidur telentang dengan menyisipkan guling atau bantal tebal di kedua sisi tubuh, dan di bawah lutut agar Anda tidak berguling pindah posisi di tengah malam.
Cari juga bantal tidur yang tidak terlalu keras atau terlalu tinggi. Leher tidak harus mendongak atau justru terkulai menunduk selama tidur, cukup disangga sehingga kepala tetap sejajar dengan punggung atas dan tulang belakang.
Posisi tubuh ini bisa menampung air liur di tenggorokan dan gaya gravitasi membantu mencegah air liur keluar merembes dari mulut.
2. Obati alergi dan sinus
Infeksi sinus, pilek, dan alergi yang kambuh bisa bikin tidur tak nyenyak sampai mengiler karena hidung tersumbat. Maka, minum dulu obat Anda sebelum tidur agar bisa bernapas lega selama tidur. Kebanyakan obat flu, alergi, dan pilek bisa dibeli di apotek atau toko obat tanpa harus menebus resep.
3. Kurangi makanan manis
Cobalah untuk membatasi makanan manis dan bergula sebagai cara menghilangkan ngiler saat tidur. Dilansir dalam laman Verywell, banyak makan makanan manis bisa merangsang produksi air liur. Semakin banyak gula yang Anda makan, semakin banyak liur yang diproduksi dalam mulut.
4. Berobat ke dokter
Jika liur yang keluar selama tidur malam sangat berlebihan sampai tampak seperti banjir, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Apalagi jika sampai disertai gejala lain misalnya kesulitan bernapas atau pembengkakan bibir atau wajah. Ngiler yang parah bisa menyebabkan iritasi dan kerusakan kulit.
Produksi air liur yang terlalu banyak juga berisiko menyebabkan Anda tersedak saat tidur yang bisa membahayakan. Ketika menarik napas, liur yang menggenang dapat mengalir masuk ke dalam paru-paru dan meningkatkan risiko terjadinya infeksi paru-paru yang disebut pneumonia aspirasi.
Suntik botox atau penggunaan koyo scopolamine bisa menjadi cara menghilangkan ngiler saat tidur yang berlebihan. Koyo scopolamine biasanya ditempel di belakang telinga, dan satu helainya harus dipakai selama 72 jam.
Efek samping skopolamin termasuk:
- Pusing.
- Mengantuk.
- Jantung berdebar cepat.
- Mulut kering.
- Mata gatal.
Ngiler saat tidur yang parah juga mungkin disebabkan oleh gangguan saraf akibat cerebral palsy, penyakit Parkinson, sindrom Down, hingga multiple sclerosis. Untuk kasus-kasus in, dokter mungkin meresepkan glycopyrrolate sebagai alternatif lain. Obat ini bekerja mengurangi produksi air liur dengan memblokir impuls saraf. Efek samping yang mungkin ditimbulkan adalah:
- Mudah marah.
- Sulit buang air kecil.
- Hiperaktif.
- Kulit memerah.
- Berkeringat lebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar