BLI - Bibit radikalisme yang masuk perguruan tinggi harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Pendidikan kebangsaan dan Pancasila dinilai dapat memperkuat karakter bangsa Indonesia sekaligus membendung ancaman intoleransi.
"Pendidikan kebangsaan dan Pancasila harus terus diberikan mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan, tidak boleh terputus. Generasi penerus akan memiliki karakter kebangsaan untuk membendung masuknya ideologi radikal melalui dunia pendidikan," kata Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian (Litbang) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ahmad Syafii Mufid dalam keterangannya, Selasa (21/11).
Menurut Ahmad, penerapan kurikulum juga harus diimbangi dengan komitmen para guru untuk bersama membangun pendidikan. Menurutnya, itu sangat penting dalam menciptakan generasi bangsa yang berkualitas dan kebal terhadap ajaran kekerasan.
Dia menilai kalau di sekolah itu muncul gejala–gejala saling bermusuhan, saling membenci dampaknya akan ke masyarakat. Perbaikan kualitas generasi bangsa inilah yang harus menjadi konsen bagi para pendidik.
"Jangan sampai sikap-sikap intoleransi memiliki ruang untuk berkembang karena buntutnya pasti akan terjadi radikalisme bahkan terorisme," ujar Direktur Indonesia Institute for Society Empowerment.
Ahmad yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) DKI Jakarta ini menyarankan kalau konsep pendidikan Islam anti-kekerasan juga perlu diterapkan di sekolah-sekolah. Menurutnya, Islam itu agama yang membawa rahmat dan kesejahteraan.
"Saya sepakat agar para guru bisa mengajarkan pelajaran dengan sejuk dan mencerahkan. Guru juga harus jadi teladan dalam kehidupan sehari-hari para murid. Jangan guru malah mengajarkan kekerasan, apalagi mengkhianati negara," tegasnya.
Sumber : keponews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar