BERITA LUCU INDONESIA - Pengangguran di Indonesia mengalami penurunan dari sebelumnya sebesar 5,81 persen pada Februari 2015 menjadi 5,33 persen pada Februari 2017.
Meskipun tingkat pengangguran memang terlihat menurun, tapi proporsi pengangguran dari penduduk berpendidikan tinggi semakin meningkat.
Mengutip dari Kompas.com, kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan, pertambahan jumlah pengangguran tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah angkatan kerja di Indonesia.
"Setahun terakhir, pengangguran bertambah 10.000 orang menjadi 7,04 juta di Agustus 2017," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/11/2017).
Parahnya, ternyata justru yang berpendidikan tinggi semakin kesulitan mencari pekerjaan.
Dalam sebuah kesempatan, Ketua Umum PGRI Dr. Unifah Rosyidi M.Pd menyebut, terkait sumber daya manusia bidang pendidikan kondisinya juga memprihatinkan.
"Sebab dari produksi program studi kependidikan yang terserap menjadi guru murni kurang dari 20 persen."
"Kita darurat kekurangan guru," katanya.
Lebih mirisnya bukan hanya lulusan pendidikan (guru), kini calon dokter rupanya juga cukup dibuat pusing mencari kerja.
Mengutip dari Tribunnews.com, M Ichsan Fathillah, Mahasiswa Kedokteran Muhammadiyah Jakarta, menyesalkan tiga rekan sejawatnya yang mengalami depresi akibat tak kunjung lulus uji kompetensi.
Ujian kompetensi bagi calon dokter adalah momok.
Tak heran jika banyak peserta yang tidak lolos.
"Kami mencatat ada 2.500 sarjana kedokteran kesulitan menjadi dokter karena tidak lulus Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI)," kata Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Bambang Supriyatno dalam diskusi Menata Cetak Biru Sumber Daya Iptek Dikti Menuju Indonesia Emas, di Jakarta belum lama ini.
Ia menyebut mereka sebagian besar berasal dari fakultas kedokteran di perguruan tinggi yang masih terakreditasi C.
"Para calon dokter mengaku soal-soal yang diujikan di UKDI terlampau sulit dan jumlahnya sekitar 25 persen dari sarjana kedokteran,' katanya.
Mengutip dari harian.analisadaily.com, sebanyak 8.000 dokter tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran dalam per tahunnya.
Hal itu disebabkan lulusan sarjana kedokteran oleh fakultas kedokteran dengan serapan kebutuhan sektor rumah sakit dan praktik klinik yang tidak seimbang jumlahnya.
Pernyataan itu telah disampaikan Tokoh Masyarakat Kesehatan Sumatera Utara (Sumut) dr Ramlan Sitompul SpTHT-KL kepada wartawan di Medan, Senin (16/10/2017).
Menurutnya, tidak sinkronnya antara kedua pihak terkait membuat jumlah kuota dokter di Indonesia menjadi sangat berlebih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar