BERITA LUCU INDONESIA - Masakan dari Warung Tegal (Warteg) Ari yang terletak di Jalan Bugel Salam atau sebelah timur Stadion Wibawa Mukti, ludes diserbu puluhan penonton sepak bola putra Timnas Indonesia U-23 pada Jumat (24/8) siang.
Kondisi cuaca pada pukul 12.19 WIB sangat terik usai ibadah salat Jumat. Alat pengukur suhu di ponsel menunjukkan Cikarang sedang berada dalam angka 32 derajat celcius.
Terik sinar matahari membuat para penonton mencari tempat untuk berteduh. Selain teras warung dan masjid, tempat makan pun menjadi pelarian untuk berlindung dari panas sekaligus melepas rasa lapar dan haus.
Hariyanti (38) kaget bukan kepalang ketika warung makannya diserbu pendukung sepak bola secara bertahap. Yang satu kenyang, datang lagi yang lain. Begitu terus seterusnya, setidaknya selama satu jam.
Lima baskom besar dan sekitar 14 menu makanan habis, Hariyanti hampir kewalahan untuk mengisi ulang dengan masakan baru. Beruntung, ia sudah sudah cukup punya mental sebagai pemasak tunggal selama puluhan tahun.
makanan yang tersisa tinggal ikan goreng dan sisa-sisa kuah masakan. Sementara Hariyanti bekerja sendirian menyediakan masakan baru dengan fokus di dapur yang sederhana sambil terus berkoordinasi sengan suami dan anaknya, Talan (47) dan Yandi (20) di ruang sebelah.
Dapur Haryanti berukuran sekitar 2x3 meter. Ia memasak dengan hanya menggunakan dua panci.
Laga Timnas Indonesia U-23 di Stadion Wibawa Mukti membuat Ibu Haryanti kebanjiran rezeki. Kira-kira 10 menit, Haryanti berhasil menyajikan tiga jenis masakan baru yaitu sayur buncis, sayur sop, dan tempe saus kecap.
"Permisi-permisi, awas bawa makanan," kata ibu asal Tegal tersebut yang disambut sorakan senang dari suporter yang kelaparan.
Setiap hari, Hariyanti mengaku memasak untuk lebih dari 80 orang dalam sehari. Hari itu (24/8), mayoritas pembeli adalah suporter Timnas Indonesia U-23.
"Saya juga penggemar Timnas Indonesia U-23. Anak saya laki-laki, jadi ya saya suka sepak bola juga,"
Timnas Indonesia U-23 kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab di babak 16 besar cabor sepak bola Asian Games 2018. Haryanti mengatakan sudah lima tahun Warteg Ari buka usaha di sekitar Stadion Wibawa Mukti. Menurut Haryanti, biasanya Warteg Ari tidak begitu ramai.
"Kebetulan pas lagi ada acara [Asian Games 2018] jadi ramai. Saya masak sendirian, tidak ada anak buah. Sekarang susah cari anak buah, paling dibantu anak sendiri," ucap dia.
"Saya dari dulu hobi masak, bisa masak apa saja. Paling ahli masak lauk pauk, saya tidak bisa masak kue," ucapnya melanjutkan.
Biasanya, Haryanti mulai masak dari pukul 04.00 WIB hingga Maghrib. Sang anak, membantu ibunya dengan membeli bahan masak di pasar.
"Pendapatan sehari biasanya Rp500 ribu. Kalau lagi ada acara seperti ini, bisa lebih dari itu," ujar Haryanti.
"Saya memang suka masak sejak kecil, keturunan dari orang tua yang suka masak juga. Pertama kali bisa masak itu masak tempe goreng, paling susah masak rendang," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar