BERITA LUCU INDONESIA - Tak salah memang jika ada pepatah Arab yang mengatakan ‘tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China’. Negara yang terkenal dengan nama lain Tiongkok ini selain mempunyai teknologi canggih, orangnya yang cerdas, etnis muslim yang tersebar di berbagai wilayahnya juga banyak, salah satunya adalah Hui.
Hui ini merupakan kelompok yang ada hampir di setiap sudut Tiongkok –sekitar 11 juta jiwa, walaupun daerah otonom mereka ada di Ningxia. Hui merupakan suku muslim terbesar di Tiongkok selain Uighur. Perkampungan etnis Hui di Ningxia ini dibangun pemerintah pada tahun 2007, kalau kebetulan kamu ingin mampir dan melihat, tempat ini juga dikenal dengan nama lain Wuzhong Muslim New Village. Ningxia sendiri merupakan daerah yang memiliki luas sekitar 66.400 meter persegi, musim dingin di sini juga lebih panjang, berlangsung selama 6 bulan.
Dalam sejarahnya, pada tahun 1990-an, etnis Hui ini pernah bersinggungan dengan etnis Uighur, salah satu kelompok yang dikenal memiliki paras paling menawan di dunia. Pasalnya, Uighur ketika itu merasa termarginalkan karena tak bisa berbahasa Mandarin. Sementara Hui yang menguasai bahasa nasional Tiongkok itu bisa berbaur dengan Han –kelompok muslim yang lainnya.
Jauh ketika pemerintahan Dinasti Qing, hampir semua muslim di Tiongkok mengalami penindasan, etnis Hui adalah salah satunya. Mereka dilarang membangun masjid, menyembelih hewan. Pasca Dinasti Qing digulingkan, Tiongkok kembali dikuasai oleh pemimpin yang semena-mena, yakni rezim komunis pimpinan Mao Ze dong. Tempat ibadah mereka dihancurkan, orang-orangnya juga dibunuh secara biadab.
Sekarang, Hui dan Uighur sudah berdamai. Ditambah dengan fasilitas kampung yang baru, keberadaan mereka bisa aman dan damai. Setiap perempuannya mengenakan busana muslim dan penutup kepala (hijab), lelaki juga memakai peci. Hui dikenal sebagai penduduk yang ramah turis, mereka akan dengan senang hati menjamu dan meminjamkan rumahnya untuk dihuni oleh para pengunjung tanpa melihat ras, suku, serta agama mereka.
Uniknya, walaupun mereka mahir dalam berbahasa Mandarin dan Arab, Hui tak begitu memahami Bahasa Inggris. Jika sama-sama tak bisa memahami bahasa masing-masing, maka penerjemah dibutuhkan dalam hal ini.
Selain Uighur dan Hui masih ada sekitar 8 etnis lagi penduduk yang notabenenya muslim di Tiongkok. Semua mereka adalah muslim taat yang ramah kepada para turis dan pengunjung. Hal ini tentu termasuk dalam satu hal unik, mengingat selama ini yang sering terekspos dari Tiongkok adalah kecanggihan teknologi dan ilmu pengetahuannya yang maju saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar