BERITA LUCU INDONESIA - Celebral palsy membuat fisiknya tidak sempurna. Seakan hidup belum cukup kejam, ia lalu ditinggal orangtuanya saat masih anak-anak.
Tapi alih-alih terpuruk pemuda asal Bhutan bernama Pema Tshering terus bangkit. Saat ini dia berusia 31 tahun dan menjalani hidupnya menjadi seorang pelukis serta pemahat di sana.
Sejak ditelantarkan orangtua, Pema tinggal bersama kakek-neneknya dan mulai belajar menggunakan kakinya selayaknya tangan. Sayangnya selama 20 tahun tinggal di desa dia “hanya” membuat panah dan busur dari bambu. Pendidikan cuma angan semata.
Sampai suatu hari Pema bertemu dengan Permaisuri Raja Bhutan, Tshering Pem Wangchuk ketika berkunjung ke desanya.
“Dia bertanya apakah ada sesuatu yang saya inginkan. Saya katakan padanya saya ingin sekolah. Saya tidak ingin uang atau apa pun,” kata Pema dikutip dari Asia One.
Disponsori oleh Permaisuri, Pema lalu belajar di sebuah sekolah seni, yang menjadikannya seorang pelukis dan pemahat seperti sekarang. Dari pekerjaannya dia mampu menghidupi diri sendiri dan bahkan sedang membangunkan rumah untuk kedua orangtuanya.
“Saya ingin membantu orangtua saya karena jika kamu tidak membantu mereka itu seperti tidak menghormati mereka. Kalau kamu tidak menghormati orangtuamu, kamu tidak akan sukses dalam apapun yang kamu lakukan,” kata dia.
“Saya tidak marah dengan mereka. Hanya sedih. Saya akan lebih bahagia kalau dulu mereka menyekolahkan saya alih-alih menelantarkan saya.”
Tonton kisah Pema dalam video di bawah:
Selain seniman, Pema juga pernah ikut paralimpiade di Bhutan pada 2005 silam, mengikuti cabang panahan. Keren banget kan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar