Kamis, 03 Mei 2018

Profesor Berusia 104 Tahun ke Swiss untuk Akhiri Hidup...

The curse of living too long
BERITA LUCU INDONESIA - Profesor Dr David Goodall, akademisi Australia berusia 104 tahun, menjelaskan bahwa dia berencana ke Swiss pekan ini untuk mengakhiri hidupnya. Dia mengaku tak senang karena tidak bisa melakukannya di Australia.
Setelah gagal bunuh diri beberapa kali dalam 12 bulan terakhir, pria yang merayakan ulath ke-104 pada 4 April 2018 ini kemudian memutuskan ke Swiss, karena di negara itu euthanasia sukarela adalah legal.
Prof Goodall rencananya akan ke Bordeaux pada Rabu (2/5/2018) untuk mengunjungi keluarganya. Dia selanjutnya akan ke sebuah klinik euthanasia di Kota Basel, Swiss, yang telah menyetujui permohonannya.
Dia akan didampingi perwakilan dari kelompok advokasi eutanasia Exit International, yang mengumpulkan dana sekitar $ 20.000 untuk membiayai perjalanannya.
"Saya sebenarnya tidak ingin ke Swiss, meskipun negara itu bagus," kata Prof Goodall.
"Tapi saya harus melakukannya untuk mendapatkan peluang bunuh diri yang tak diizinkan oleh sistem Australia," ujarnya. 
"Saya merasa sangat kesal."
Sebelumnya diberitakan bahwa dia menyesali usianya yang panjang. Dan jika bisa meminta, dia menghendaki hadiah ultah berupa kematian.
Prof Goodall menjadi perhatian internasional pada 2016 ketika, pada usia 102 tahun saat itu, universitas tempatnya bekerja memerintahkan dia mengosongkan kantornya karena dianggap menjadi risiko keamanan bagi dirinya sendiri.
Dia menentang keputusan tersebut dan setelah mendapat reaksi publik, pihak universitas membatalkannya.

Ucapan selamat tinggal yang berkepanjangan

Dalam beberapa tahun terakhir kondisi fisik akademisi ini terus memburuk. Demikian pula kualitas hidupnya.
Video ini tidak dapat diputar di negara Anda
Prof Goodall mengatakan dia menghargai kepentingan publik dalam permasalahan yang dialaminya. Dia berharap hal itu akan memicu pembicaraan mengenai euthanasia sukarela.
"Saya ingin mereka memahaminya," katanya. "Saya berusia 104 tahun, jadi tidak punya banyak waktu lagi."
"Mungkin juga kesehatan saya semakin memburuk, membuat saya semakin tidak bahagia," tambahnya.
Prof Goodall mengatakan keluarganya mendukung hal ini. Dia telah membicarakan secara terbuka dan jujur tentang keputusannya.
"Saya selalu mengucapkan selamat tinggal," katanya.
"Mereka menyadari betapa tidak memuaskannya hidupku di sini. Tidak memuaskan hampir dalam segala hal. Semakin cepat berakhir, semakin baik," ujarnya.
Prof Goodall telah menjadi anggota Exit International selama 20 tahun.
Pada hari ulang tahunnya yang ke-104 bulan lalu, dia menyatakan akan menghabiskan hari-harinya berkampanye mengenai euthanasia sukarela untuk dilegalkan di Australia Barat.
"Perasaan saya bahwa orang tua seperti saya ini harus memiliki hak kewarganegaraan penuh termasuk hak bunuh diri dengan dibantu orang lain," kata Dr Goodall.
"Begitu seseorang melewati tahap kehidupan usia pertengahan, seseorang telah melunasi hutangnya kepada masyarakat," katanya.
"Seseorang harus bebas menggunakan sisa hidupnya seperti yang dikehendakinya sendiri," tambahnya.
"Jika seseorang memilih untuk membunuh dirinya sendiri, itu sah-sah saja. Saya kira orang lain tidak harus ikut campur," kata Prof Dr David Goodall.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ditegur makan es krim sambil berkendara, ekspresi pria ini kocak...

BERITA LUCU INDONESIA - Mengendarai motor ataupun mobil memang membutuhkan konsentrasi tinggi. Jika berkendara sambil melamun atau menga...

Popular Posts