BERITA LUCU INDONESIA - Tragedi bom di sejumlah daerah di Indonesia menyisakan banyak cerita, salah satunya sosok yang dianggap pahlawan. Dianggap pahlawan, karena mereka telah menyeklamatkan nyawa banyak orang, dan aksinya menjadi viral di media di Tanah Air.
Siapa saja 5 pahlawan di balik tragedi bom di Indonesia? Berikut cumicumi.commengulasnya:
Aloysius Bayu Rendra Wardhana (Bom Surabaya)
Aloysius Bayu Rendra Wardhana menghadang bomber di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya, Minggu (13/5/2018). Bayu yang sedang bertugas di parkir gereja menghadang kedua pengebom itu. Sebelum meledakkan diri, para bomber itu sempat didorong oleh Bayu agar tak memasuki area gereja. Selain petugas keamanan gereja, Bayu merupakan fotografer artis. Salah satu yang pernah menjadi model Bayu adalah Baby Margaretha.
AKBP Roni Faisal Saiful Faton
Seorang polisi Polrestabes Surabaya menolong korban ledakan bom. Roni mengevakuasi anak perempuan yang tergeletak di samping mobil warna hitam yang terbakar akibat ledakan bom. Bocah perempuan itu adalah anak dari sang bomber di Polrestabes Surabaya.
"Ini demi kemanusiaan, semuanya butuh pertolongan. Apalagi anak-anak," sebu AKBP Roni Faisal Saiful Faton, Senin (14/5).
Ipda Auzar
Ipda Auzar juga patut disebut pahlawan di balik tragedi bom di Mapolda Riau, Rabu (16/5). Ia ditabrak mini bus yang didalamnya diduga ditumpangi teroris, yang menerobos masuk meski pagar ditutup. Dalam video yang viral di dunia maya, Ipda Auzar tampak sempoyongan berjalan mencari pertolongan, dengan badan penuh darah. Rekan polisi lainnya langsung membawa Auzar ke rumah sakit, sayang nyawanya tak tertolong.
Sosok Auzar tak hanya dikenal di kawasan Mapolda Riau saja. Ipda Auzar tak asing bagi Ustad Abdul Somad. Maka saat mengetahui Ipda Auzar meninggal dunia karena serangan teroris, Ustad Somad merasakan duka mendalam.
”Itikaf bersama Dr. Musthafa Umar di Masjid An-Nuur Riau tahun 2009. Berkenalan dengan Pak Tri, kemudian Pak Tri membawa saya ke Masjid Nurul Islam. Disanalah pertama kenal dengan Pak Auzar. Selalu memakai jubah putih, senyumnya lepas, orangnya ramah. Setelah lama, baru saya tahu bahwa beliau Polisi. Pagi ini seorang Polisi memberitahu saya bahwa Pak Auzar sudah meninggal dunia. Semoga Allah membalas segala kebaikannya,” tulis Abdul Somad di Instagram-nya.
Riyanto
Nama Riyanto masih melepat di ingatakan publik, karena dia adalah pahlawan dalam tragedi bom di Gereja Eben Haezer, Mojokerto, tahun 2014. Ketika seorang jemaah mencurigai sebuah bingkisan hitam yang tergeletak di luar gereja, Riyanto datang memeriksa. Ia mendapati sebuah bahan peledak. Aparat kepolisian yang ikut memeriksa memerintahkan semua orang agar mundur dan tiarap.
Tapi tanpa berpikir panjang pemuda kelahiran Kediri itu kemudian membawanya lari buat dimasukkan ke dalam parit. Bom keburu meledak dalam dekapan Riyanto. Tubuhnya seketika hancur. Konon serpihan anggota tubuh Riyanto masih ditemukan dalam jarak 100 meter dari lokasi ledakan.
”Setelah Riyanto, Banser NU, yang meninggal saat tragedi Bom Natal di gereja Eben Haezer Mojokerto, Jawa Timur, 18 tahun Lalu, Kini Aloysius Bayu Rendra, meninggal saat tragedi Bom Surabaya. Keduanya sama-sama menjadi Martir. Sama-sama melindungi jemaat dari aksi teroris. Masihkah ada Bayu dan Riyanto lainnya di masa depan? Semoga ini yang terakhir. Tabik Salam untuk kedua Manusia pemberani,” tulis Hanung di Instagram.
Briptu Dimas Indra
Satu dari empat polisi yang menjadi korban bunuh diri di Polrestabes Surabaya bernama Briptu Dimas Indra. Namun polisi ganteng itu masih beruntung, karena ia hanya alami luka-luka akibat ledakan bom. Meski demikian, pengorbanannya patut dihargai, terlepas daro sosoknya yang ganteng.
"Anak q yg ganteng dan tegar, semoga selalu dalam lindungan NYA,” doa wanita bernama Mbak Sari Aziz yang adalah ibunda dari Dimas Indra. O vin/berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar