BERITA LUCU INDONESIA - Kadaver ialah jasad manusia asli yang diawetkan, digunakan untuk praktikum anatomi. Kadaver telah memberikan sumbangsih besar kepada dunia medis. Pasalnya, berkat kadaver mahasiswa kedokteran dan fakultas lain dapat memperoleh informasi mengenai bagian tubuh manusia.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kadaver, reporter brilio.net mengunjungi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM). Dosen Anatomi FK UGM, dr Junaedy Yunus (34), mengatakan pentingnya kadaver bagi proses pendidikan di bidang medis.
Dokter Jenaedy Yunus di Museum Anatomi FK UGM/foto: brilio.net/kurnia putri.
Sosok asal Yogyakarta ini bahkan menyebut kadaver merupakan guru. Melalui kadaver, akademisi di bidang medis dapat memahami bagian tubuh manusia secara detail. Khususnya untuk calon dokter yang mendalami ilmu bedah, penting mempelajari kadaver agar tidak ada kesalahan saat melakukan operasi pada tubuh manusia.
Sekarang ini sudah ada teknologi yang bisa menggantikan kadaver. Misalnya alat atau aplikasi berbasis komputer untuk memahami bagian tubuh manusia. Namun Junaedy menyatakan hingga saat ini belum ada yang bisa menandingi kadaver.
"Saya tetap pada kadaver. Memang teknologi itu penggambarannya simpel dan mudah dipahami. Namun kelemahannya identifikasi bentuk langusnya kurang sesuai sama kondisi asli di tubuh manusia," jelas Junaedy.
Belajar operasi langsung pada manusia, menurut Junaedy, belum bisa digantikan dengan teknologi. Manekin atau teknologi pengganti tubuh manuia dirasa kurang representatif oleh dosen lulusan Jepang ini.
Mayat siapa yang jadi kadaver?
Kadaver sebelum digunakan untuk praktik, harus diawetkan terlebih dahulu. Junedy menjelaskan minimal waktu untuk pengawetan kadaver ialah 6 bulan. Kadaver bisa bertahan bertahun-tahun setelah diawetkan.
Tidak ada kriteria khusus untuk mayat yang cocok dijadikan kadaver. Tidak ada kriteria usia dan jenis kelamin. Namun Junedy mengatakan bahwa di Fakutas Kedokteran UGM, kadaver rata-rata dari mayat berusia di atas 50 tahun.
Kadaver dari mayat penderita sakit tertentu pun tidak masalah untu dijadikan kadaver. Sebelum diawetkan, mayat akan terlebih dulu diperiksa pihak laboratorium. "Kalau ada penyakit nggak apa-apa, misal di tubuh mayat ada kanker tidak apa-apa. Virus juga tidak bisa bertahan lama di tubuh yang mati. Yang penting kita meminimalisir kontak dengan cairan tubuh mayat tersebut," jelasnya.
Museum anatomi FK UGM/foto: brilio.net/kurnia putri.
Junedy melanjutkan, di FK UGM praktik bedah anatomi dibagi menjadi per organ. Di dunia kedokteran praktik tersebut sering dijuluki diseksi, yakni dosenlah yang memotongkan bagian tubuh manusia untuk dipelajari para mahasiswa. Tujuan praktik diseksi agar kadaver digunakan secara efisien, mengingat stok kadaver semakin berkurang.
Selama ini stok kadaver berasal dari mayat tanpa identitas alias Mr X. "Kita mendapatkan kadaver dari pihak Forensik RS, sifatnya unklaim body," tutur dia. Jika tidak ada klaim mayat di forensik sampai batas waktu tertentu, maka jenazah akan diantarkan ke laboratorium anatomi.
Namun kini, menurut Junedy, cukup susah mendapatkan unkalim body. Pasalnya banyak jenazah tanpa identitas yang dikuburkan oleh Dinas Sosial (Dinsos). Maka dari itu, ada wacana untuk berdiskusi bersama pihak forensik, dinsos, dan laboratorium anatomi mengenai mayat tanpa identitas tersebut.
Selain dari mayat tanpa identitas, kadaver biasanya didapatkan dari pendonor. "Kita dapat beberapa orang yang menyatakan mau mendonor. Kita lalu akan meberikan edukasi pada pendonor tentang apa yang akan dilakukan pada tubuh mereka ketika dipakai praktik dan sesudah dipakai praktik," urai dia. Fakultas Kedokteran UGM sendiri telah mendapatkan donor dari Dosen Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Fitri Mardjono.
Lebih lanjut Junaedy menerangkan, pihak Fakultas Kedokteran UGM tidak pernah membeli mayat. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk kadaver ialah sebatas pengurusan jenazah dan administrasi. Selain itu UGM sendiri memiliki mitra rumah sakit yang dapat memberikan stok kadaver.
Sementara itu, Nur Arfian (35), Dosen Anatomi FK UGM menambahkan, memang dimungkinkan untuk mendapatkan kadaver lewat pembelian. "Kalau beli bisa diatas Rp 20 juta. Kalau beli itu legal, dengan dokumen kepolisian legal," jelas Nur Arfian.
Perawatan kadaver
Kadaver harus dirawat agar bisa dipakai praktikum berkali-kali. Pranata Laboratorikum FK UGM, Mulyana (54) mengutarakan, perawatan tersebut penting mengingat stok kadaver yang terbatas. Selain itu perlu mengganti formalin secara rutin agar kadaver tidak rusak. "Kalau tidak diganti, jamur banyak dan dapat membusuk," jelas Mulyana saat ditemui di Laboratorium Anatomi FK UGM, Selasa (17/4).
Mulyana di Laboratorium Anatomi/foto: brilio.net/kurnia putri.
Mulyana menyatakan, kadaver sebelum diawetkan diperlakukan secara baik. Kadaver akan didoakan dengan ritual agama masing-masing. Selanjutnya kadaver akan diberi formalin melalui arteri di bagian paha.
Mulayana yang sudah bekerja selama 29 tahun di laboratorium anatomi mengungkapkan, ada praktik yang berubah pada pengurusan kadaver yang telah dipakai. "Tahun 90-an tulangnya direbus untuk jadi peraga praktik. Tapi setelah tahun 90-an praktik itu tidak ada, soalnya tulang orang sekarang nekuk-nekuk beda sama dulu. Sekarang setelah tidak dipakai dikuburkan secara utuh di makam samping RS Sardjito," jelas Mulyana.
Kadaver dihormati layaknya guru
Saat praktik anatomi, mahasiswa biasanya dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari 10 mahasiswa per kelompok. Setiap kelompok akan diberi satu kadaver untuk diamati. Dalam praktik, biasanya mahasiswa didampingi dosen dan asisten dosen.
Ruang praktikum anatomi FK UGM/foto: brilio.net/kurnia putri.
Mulayana menyatakan, ada etika tertentu saat melakukan praktik anatomi. Pertama harus mengenakan peralatan laboratorium yang lengkap. Selain itu mahasiswa harus menghormati kadaver layaknya guru.
Wening Hapsari (22) mahasiswa FK UGM angkatan 2014 menyatakan, awalnya timbul rasa takut saat menghadapi kadaver. Mahasiswa saling sharing (bercerita) dengan senior bagaimana rasanya praktik kadaver. "Dulu pas sebelum praktik shalat dulu, berdoa. Takut sih tapi lama kelamaan nggak juga," jelas Wening.
Praktik anatomi di laboratorium anatomi FK UGM bisa dilakukan mahasiswa S1 Kedokteran, S1 Keperawatan, dan S1 Gizi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar