BERITA LUCU INDONESIA - Skandal Facebook masih berlanjut. Setelah bocornya 87 juta data pengguna Facebook, diam-diam perusahaan sosmed itu berniat meminta sejumlah data pasien dari institusi kesehatan untuk sebuah proyek penelitian. Facebook terendus ingin menyebarkan data pasien.
Dua institusi kesehatan yang diajak diskusi oleh Facebook yaitu American College of Cardiology dan Stanford University School of Medicine, Amerika Serikat. Rencana proyek tersebut, Facebook ingin menggunakan data individual pasien untuk pencocokan. Sosmed besutan Mark Zuckerberg itu berdalih, berita pasien itu nantinya diharapkan bisa meningkatkan perawatan kesehatan bagi mereka sendiri.
Facebook mengonfirmasi adanya pertemuan itu tapi sayangnya proyek tersebut batal.
"Proyek ini belum melewati tahap perencanaan dan kami belum mendapatkan, membagi atau menganalisis data siapa pun," ujar juru bicara Facebook, dilansir The Guardian, Jumat 6 April 2018.
Peraturan proteksi data pasien lebih ketat dibandingkan aturan data pengguna Facebook. Institusi kesehatan di beberapa negara terkait secara ketat dan tegas melarang membuatkan data pribadi pasien.
Salah satunya undang-undang asuransi kesehatan federal Amerika Serikat, Health Insurance Portability and Accountability Act (HIPAA). Menurut ahli hukum yang juga ikut membantu membuat draf HIPAA, Jodi Daniel, tak mungkin Facebook dan institusi kesehatan bisa bekerja dengan data pribadi pasien.
"Bila mereka membagi berita yang terkait, tidak terang bagaimana mereka melakukannya di bawah HIPPA," jelasnya.
Berita pasien bisa dibagikan, menurutnya, namun berada dalam proses yang ketat. Data harus tidak teridentifikasi sebelum institusi kesehatan membagikan ke pihak lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar