BERITA LUCU INDONESIA - Sosmed Facebook tak bisa lepas tangan dari skandal penyalahgunaan 50 juta data penggunanya. Menurut pakar kejahatan siber, Gildas Lumy, Facebook telah membiarkan data pengguna mereka disalahgunakan oleh pihak ketiga.
"Sama seperti hotel. Ada connecting door. Kalau pihak hotel sengaja enggak mengunci, salah siapa? Penghuni kamar? Ya enggaklah. Pengelola hotel enggak boleh lepas tangan begitu saja," kata dia di Jakarta, Selasa, 3 April 2018.
Istilah penyalahgunaan data yang sering digunakan dalam masalah ini, menurut Gildas, tak bisa lagi digunakan. Ia menegaskan bahwa Facebook secara sadar tidak melakukan langkah pencegahan agar data pengguna mereka tidak disalahgunakan.
Skandal ini juga mengungkapkan bahwa tak hanya data pengguna yang mengikuti survei Cambridge Analytica yang diambil, namun juga data teman-teman pengguna.
Menurut Gildas, Facebook tahu persis hal tersebut bisa dilakukan oleh para pihak ketiga yang ada di platformnya.
"Anggap saya pengguna Facebook. Yang saya izinkan untuk mengolah datanya oleh yang membuat software merupakan profil saya. Bukan profil teman-teman saya. Ini seperti gunung es. Ternyata yang dikumpulkan juga profil teman-teman saya. Facebook tahu persis itu bisa dilakukan, dan fitur itu model usaha mereka. Jadi mereka enggak bisa bilang mereka diretas," tegas dia.
CEO PicMix, Calvin Kizana menambahkan, seharusnya sosmed seperti Facebook memiliki audit bagi semua pihak yang terkoneksi dengan pihaknya.
Audit tersebut, kata Calvin, dilakukan agar diketahui data yang diambil dari pengguna sosmed itu terang penggunaannya dan tidak terjadi penyalahgunaan data ke depannya.
"Software yang mau terkoneksi dengan jaringan Facebook, paling tidak tahu, buat apa tujuan mengambil data. Itu satu poin yang harus diperhatikan. Auditing diharapkan apakah data digunakan dengan benar atau enggak," terang Calvin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar